KABARTANAHBUMBU.COM, Tanah Bumbu – Peringatan Hari Jadi ke-22 Kabupaten Tanah Bumbu, Selasa (8/4/2025), menjadi panggung megah bagi seni, budaya, dan kebanggaan daerah. Bertempat di Halaman Kantor Bupati, semarak perayaan ini terasa begitu hangat dan berkesan, menyatukan keragaman budaya dalam satu harmoni yang indah.
Bupati Tanah Bumbu, Andi Rudi Latif yang akrab disapa Bang Arul, bersama Wakil Bupati H. Bahsanuddin, jajaran Forkopimda, dan para tamu undangan, larut dalam pertunjukan seni yang memukau. Di antara sorot lampu dan tepuk tangan, tampil Sanggar Sidi Batuah dari Perkumpulan Dayak Meratus—binaan Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Tanah Bumbu—membawakan tari kolosal yang sarat makna.
Tari Giring-giring dan Tari Dadas menjadi sajian utama malam itu. Tari Giring-giring melambangkan suka cita dan semangat kebersamaan dalam acara sakral, sementara Tari Dadas merepresentasikan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa, permohonan berkah bagi tanah dan masyarakat Tanah Bumbu. Kedua tarian ini menjadi simbol kekuatan, persatuan, dan keperkasaan masyarakat pedalaman yang selama ini menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas daerah.
Bang Arul tampak terpesona menyaksikan setiap gerak dan irama yang ditampilkan. Ia memberikan apresiasi tinggi atas kekayaan budaya yang dimiliki Tanah Bumbu, sembari menegaskan pentingnya pelestarian seni tradisi sebagai bagian dari jati diri dan aset pariwisata.
“Tanah Bumbu memiliki warisan budaya yang luar biasa. Ini bukan hanya milik kita, tapi warisan untuk generasi masa depan. Dan tentu, potensi besar untuk menarik wisatawan,” ujar Bang Arul.
Kemeriahan tak berhenti di situ. Pada sesi jamuan makan malam di Pendopo Serambi Madinah, pertunjukan berlanjut dari Komunitas Bugis Mantra Bumi. Mereka menghadirkan ragam seni budaya Bugis seperti Pamencak, Tarung Sarung, Tari Passiuno, hingga ritual Maggiri—yang semuanya menggambarkan kekuatan spiritual dan nilai-nilai luhur dari tanah Bugis.
Puncak sakral hadir saat Komunitas Mantra Bumi menyerahkan sebuah pusaka keris Tappi Lamba Pitu La Tenri Beta kepada Bang Arul. Sebuah penghormatan simbolik yang menyiratkan kepercayaan dan harapan atas kepemimpinan yang menjaga nilai budaya.
Yang tak kalah istimewa, para pejabat dan tamu undangan hadir mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia. Sebuah gambaran nyata bahwa Tanah Bumbu bukan hanya kaya budaya lokal, tapi juga menjunjung tinggi semangat kebhinekaan.
Perayaan Hari Jadi ke-22 Tanah Bumbu bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan momentum refleksi akan pentingnya menjaga warisan budaya sebagai kekuatan karakter daerah. Melalui seni dan tradisi, Tanah Bumbu menegaskan dirinya sebagai kabupaten yang menjunjung keberagaman, keharmonisan, dan kebanggaan terhadap akar budaya.
