KABARTANAHBUMBU.COM, JAKARTA – Para netizen di berbagai media sosial digegerkan dengan kemunculan gas elpiji (LPG) melon ukuran tiga kilogram dengan harga non subsidi.
Secara fisik bentuk tabung gas ini mirip dengan yang bersubsidi, tapi berbeda dari sisi warna di mana tak lagi hijau namun pink atau merah muda.
Selama ini tabung gas warna pink atau Bright Gas diidentikan sebagai tabung gas non subsidi.
Bahkan dari foto yang beredar di media sosial itu, juga tersemat keterangan ‘Non Subsidi’ di tabung tiga kilogram warna pink tersebut.
Kemunculan itu membuat netizen geram, apalagi pemerintah berencana melarang penjualan gas melon atau LPG tiga kilogram di pengecer.
“Gas meon langka dibuat antri dan ribet, mulai muncul gas 3kg non subsidi harga Rp 42.000,” demikian postingan akun @presdien_netizen_official di Instagram pada Senin (3/2/2025).
Para pengikut akun itu kemudian memberikan komentar pedas kepada pemerintah selaku regulator dan Pertamina sebagai penyedia gas.
“Apakah ini bentuk dari gagalnya pemerintah kepada rakyat?? sampai rakyatya sendiri pun dibuat susah?,” tulis pemilik akun @lpw_hanum.
“Modal repaint (cat ulang) sama pilox logo, harga langsung naik dua kali lipat,” timpal pemilik akun @fahmiriz1096.
Lantas, benarkah Pertamina meluncurkan Bright Gas elpiji tiga kilogram non subsidi berwarna merah muda sebagai pengganti gas melon bersubsidi yang tak lagi dijual di pengecer?
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari, menepis bahwa Pertamina baru-baru ini mengeluarkan Bright Gas elpiji 3 kg nonsubsidi sebagai pengganti gas melon bersubsidi.
“Informasi tersebut hoaks. Belum ada seperti itu,” ujar Heppy yang dikutip dari Kompas.com pada Senin (3/2/2025).
Menurutnya, Pertamina hanya mengeluarkan LPG Bright Gas yang tersedia dalam kemasan tabung 5,5 kg dan 12 kg.
Meski begitu, Pertamina sempat meluncurkan Bright Gas tiga kilogrampada awal Juli 2018 sebagai bagian dari diversifikasi produknya.
