Skrining Kanker Masuk Program Cek Kesehatan Gratis, Puskesmas Bisa Layani

KABARTANAHBUMBU.COM, JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan pemeriksaan kanker juga menjadi bagian dari program cek kesehatan gratis (CKG) yang bisa dilakukan di puskesmas.

Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi menuturkan bahwa pemeriksaan kanker di CKG memfokuskan pada pemeriksaan kanker paru, usus, leher rahim, dan payudara pada orang dewasa.

Sedangkan pada anak, pemeriksaan nantinya akan lebih difokuskan pada pemeriksaan darah. Menurut dr Nadia, pemeriksaan darah juga menjadi salah satu langkah untuk pemeriksaan dini kanker pada anak. “Sebenarnya bukan kanker anak, tapi gejala-gejala yang mengarah ke kanker anak.

Misalnya kalau anak anemia terus-menerus, kita akan periksa thalasemia, itu pemeriksaan darah perifer lengkap. Dari pemeriksaan darah perifer lengkap itu kita bisa tahu dia ada gangguan nggak leukositnya atau sebagainya,” kata dr Nadia ketika ditemui awak media di Jakarta Barat, Kamis (20/2/2025).

dr Nadia menjelaskan pemeriksaan kanker anak memang menjadi tantangan tersendiri. Kanker anak umumnya sulit terdeteksi, tidak menunjukkan gejala awal yang khas, dan apabila terdeteksi seringkali dalam keadaan terlambat. Masalah kanker yang terlambat dideteksi juga sangat sering terjadi pada orang dewasa.

Padahal, apabila kanker ditemukan pada stadium dini, potensi untuk bisa remisi menjadi lebih besar. Nadia mengatakan kanker yang ditemukan dalam stadium satu atau dua 90 persen bisa remisi, bahkan tidak mengalami relaps.

Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat bisa memanfaatkan program CKG untuk pemeriksaan dini kanker. Pemeriksaannya bisa dilakukan dengan mudah di puskesmas yang memberikan layanan CKG. “HPV DNA itu sudah bisa untuk kanker leher rahim.

Terus untuk kanker payudara itu memakai sadanis (pemeriksaan payudara klinis) di Puskesmas. Yang ada USG-nya itu bisa pakai USG sambil kita perlahan melengkapi puskesmas dengan USG,” sambungnya.

Untuk kanker paru pemeriksaan CKG dilakukan melalui kuesioner dan pemeriksaan x-ray khusus apabila ditemukan risiko.

Sedangkan untuk kanker usus dilakukan pemeriksaan semacam rapid test bernama FOBT (Fecal Occult Blood Test). “Jadi prinsipnya kan CKG ini skrining kesehatan, ingat ya bukan diagnosis kesehatan.

Jadi kalau cek itu ada orang yang sehat mau tahu saya ada potensi sakit apa ya supaya dapatnya kita lebih dini,” ujar dr Nadia. “Ini juga termasuk termasuk semuanya, hipertensi, diabetes melitus, pendengaran, mata dan lain-lain,” tandasnya.